Rabu, 14 Mei 2014

Resep 14

I Monografi
1. ACETAMINOPHENUM (FI III hal 491)
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur putih
Kelarutan: Larut dalam 70 bagian air dan 7 bagian etanol (95%)

2. CHLORPHENIRAMINI MALEAS (FI III hal 153)
Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan: Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%), dan dalam 10 bagian kloroform, sukar larut dalam eter

3. GLYCERYLIS GUAIACOLAS (FI III hal 272)
Pemerian: Serbuk hablur, putih hingga keabuan, hampir tidak berbau, atau berbau lemah, rasa pahit
Kelarutan: Larut dalam air, dalam etanol (95%), dalam kloroform, dalam gliserol dan dalam propilenglikol
II Teori dan Usul
-

III Kegunaan

Acetaminophenum: Analgetikum, Antiseptikum
Chlorpheniramini Maleas: Antihistaminikum
Glycerylis Guaiacolas: Ekspektoran


I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanggal resep
Tanda R/
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O:
G:
W:Chlorpheniramini Maleas
HV: Acetaminophenum, Glycerylis Guaiacolas

III Resep Standar
-

IV Daftar DM
CTM: 1x = 40 mg

V Perhitungan
Perhitungan DM
1x = 19/20 x 40 mg = 38 mg
%1x = 3 x 2/38 x 100% = 15,79%

Perhitungan Bahan
Acetaminophenum =  250 mg x 10 = 2500 mg
CTM = 2 mg x 10 = 20 mg
Glycerylis Guaiacolas = 100 mg x 10 = 1000 mg

Pengenceran CTM
CTM     =   50 
SL         = 450
              --------- +
                500 mg
HP = 20/50 x 500 = 200 mg
SP = 500 - 200 = 300 mg
SL = 500 x 10 = 5000 mg
Sediaan SL = 5000 mg - (2500 + 200 + 1000) mg
                   = 1300 mg

VI Penimbangan
Acetaminophenum         2,5 g
CTM                               0,2 g
Glycerylis Guaiacolas       1 g
SL                                   1,3 g

VII Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang semua bahan
4. Dimasukkan sebagian SL ke dalam mortir untuk melapisi pori-pori mortir
5. Dimasukkan CTM ke dalam mortir digerus ad homogen
6. Dimasukkan Acetaminophenum ke dalam mortir digerus ad homogen
7.

Resep 13

I Monografi
1. AMOXICILLINUM (FI III hal 95)
Pemerian: Serbuk hablur, putih, praktis, tidak berbau
Kelarutan: Sukar larut dalam air dan metanol, dan larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform

2. ACETAMINOPHENUM (FI III hal 491)
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur putih
Kelarutan: Larut dalam 70 bagian air dan 7 bagian etanol (95%)

II Teori dan Usul
-

III Kegunaan
Amoksilin: Antibiotikum
Parasetamol: Analgetikum, Antiseptikum


I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanggal resep
Tanda R/
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O:
G: Amoxcillinum
W:
HV: Acetaminophenum

III Resep Standar
-

IV Daftar DM
-

V Perhitungan Bahan
Amoksisilin = 500 x 10 = 5000 mg
Parasetamol = 500 x 10 = 5000 mg
Laktosa = 500 x 10 = 5000 mg
Sediaan Laktosa = 5 g - (5 + 5) g
                           = -5 g
gunakan Laktosum 1 g

VI Penimbangan
Amoksisilin      5 g
Parasetamol      5 g
Laktosa             1 g

VII Prosedur
1. Disiapkan semua alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang semua bahan
4. Dimasukkan sebagian Laktosa  ke dalam mortir untuk menutupi pori-pori mortir
5. Dimasukkan Amoksisilin ke dalam mortir digerus ad homogen
6. Dimasukkan Parasetamol ke dalam mortir digerus ad homogen
7. Dimasukkan sisa Laktosa ke dalam mortir digerus ad homogen
8. Dibagi menjadi dua bagian sama banyak
9. Dibagi masing-masing menjadi lima bagian sama banyak
10. Dibungkus dan di beri label dan etiket

Resep 12

I Monografi
1. DIPHENHYDRAMINI HYDROCHLORIDUM (FI III hal 228)
Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit disertai rasa tebal
Kelarutan: Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam kloroform, sangat sukar larut dalam eter, agak sukar larut dalam aseton

2. CALAMINUM (FI III hal 119)
Pemerian: Serbuk hablur, merah jambu, tidak berbau
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam mineral

3. ZINCI OXYDUM (FI III hal 636)
Pemerian: Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida

4. GLYCEROLUM (FI III hal 271)
Pemerian: Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau manis, diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20C
Kelarutan: Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak lemak


II Teori dan Usul
g = ml
ZnO diayak dengna pengayak no. 100 mesh
Usul:
Penambahan suspending agent Bentonit magma 25%

III Kegunaan
Difenhidramin HCl: Antihistaminikum
Calminum: Antiseptikum ekstern
Zinci Oxydum: Antiseptikum lokal
Glycerolum: Zat tambahan

I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanda R/
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Pembuatan obat
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O:
G:
W: Difenhidramin HCl

HV: Calaminum, ZnO

III Resep Standar
Difenhiramin hidroklorida        2%
Calamin                                   15%
Seng oksida                               5%
Gliserin                                      5%
(ISO Vol. 45 hal 381)

IV Daftar DM
Difenhidramin Hidroklorida: 1x = 100 mg
                                               1H = 250 mg

V Perhitungan
Perhitungan DM
1x = 15/20 x 100 mg = 75 mg
1H = 15/20 x 250 mg = 187,5 mg
Difenhidramin HCl = 2/100 x 60 ml = 1,8 g
%1x = 3 x 1200/75 x 100% =


Minggu, 11 Mei 2014

Resep 10

I. Monografi
1. CODEINI HYDROCHLORIDUM (FI III hal 172)
Pemerian: Serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna
Kelarutan: Larut dalam 20 bagian air dan dalam lebih kurang 90 bagian etanol (95%)

2. DEXTROMETORPHAN HYDROBROMIDUM (FI III hal 206)
Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan: Larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian etanol (95%), mudah larut dalam kloroform disertai pemisahan air, praktis tidak larut dalam eter

3. LACTOSUM (FI III hal 338)
Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter

4. PHENYLPROPANOLAMINI HYDROCHLORIDUM (FI III hal 491)
Pemerian: Serbuk hablur, putih hingga putih kuninggading, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan: Larut dalam 2,5 bagian air, dan dalam 9 bagian etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter

II Teori dan Usul
-

III Kegunaan
Codein HCl: Antitusivum
Dektrometorphan HBr: Antitusivum
Fenilpropanolamin HCl: Simpatomimetikum
Laktosa: Zat tambahan

I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanggal resep
Tanda R/
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Pembuatan obat
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O: Codein HCl
G: Dektrometorphan HBr
W:
HV:

III Resep Standar
-

IV Daftar DM
1x = 60 mg
1H = 300 mg

V Perhitungan
Perhitungan DM
1x = 15/20 x 60 mg = 45 mg
1H = 15/20 x 300 = 225 mg
%1x = 5/45 x 100% = 11,11%
%1H = 3 x 5/225 x 100% = 6,67%
Perhitungan Bahan
Codein HCl = 5 x 5 = 25 mg
Dektrometorphan HBr = 15 x 5 = 75 mg
Fenilpropanolamin HCl = 10 x 5 = 50 mg
Lactosum = 300 x 5 =1500 mg
Sediaan SL = 1500 mg - (250 + 75 + 50) mg
                   = 1125 mg

Pengenceran Codein HCl
P1 (1:10)
Codein HCl =      50
SL                =   450
                      ---------- +
                          500 mg
HP1 = 25/50 x 500 = 250 mg
Bobot/kapsul = 1125 + 75 + 250 + 50/5
                      = 300 mg
No. Kapsul 2

VI Penimbangan
Codein HCl                          250 mg
Dektrometorphan HBr           75 mg
Fenilpropanolamin HCl         50 mg
Lactosum                           1125 mg

VII Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang semua bahan
4. Dilapisi mortir dengan sebagian SL
5. Dimasukkan Codein HCl ke dalam mortir deigrus ad homogen
6. Dimasukkan Fenilpropanolamin HCl ke dalam mortir digerus ad homogen
7. Dimasukkan Dektrometorphan HBr ke dalam mortir digerus ad homogen
8. Dimasukkan sisa SL ke dalam mortir digerus ad homogen
9. Dibagi menjadi lima bagian sama banyak
10. Dimasukkan masing-masing ke dalam cangkang kapsul No. 2 
11. Dikemas diberi etiket dan label N.I

Sabtu, 10 Mei 2014

Resep 9

I Monografi
1. ACETAMINOPHENUM (FI III hal 37)
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol, larut dalam larutan alkali hidroksida

2. PHENOBARBITALUM (FI III hal 481)
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa, agak pahit
Kelarutan: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dalam eter, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat

3. LACTOSUM (FI III hal 338)
Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut, dalam kloroform dan dalam eter

II Teori dan Usul
Dosis >80% ditimbang satu-satu

III Kegunaan
Acetaminophenum: Analgetikum, Antipiretikum
Phenobarbital: Hipnotikum
Laktosum: Zat tambahan

I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanggal resep
Tanda R/
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O:
G: Phenobarbitalum
W: Acetaminophenum
HV:

III Resep Standar
-

IV Daftar DM (FI III hal 481)
Phenobarbitalum 1x = 300 mg
                            1H = 600 mg

V Perhitungan
Perhitungan DM
Phenobarbitalum
1x = 12/20 x 300 mg = 180 mg
1H = 12/20 X 600 mg = 360 mg
%1x = 100/180 x 100% = 55,56%
%1H = 3 x 100/360 x 100% = 83,33%
Perhitungan Bahan
Acetaminophenum = 250 mg x 10 = 2500 mg
Phenobarbitalum = 100 mg x 10 = 1000 mg
Lactosum = 500 mg x 10 = 5000 mg
Sediaan SL = 5000 - (2500 + 1000)
                   = 1500 mg
Sediaan perkapsul = 1500 + 2500 + 1000/10
                              = 500 mg
No. kapsul?

VI Penimbangan
Acetaminophenum        2,5 g
Phenobarbitalum              1 g
Lactosum                      1,5 g

VII Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan 
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang semua bahan
4. Sebagian Laktosa dimasukkan ke dalam mortir untuk melapisi pori-pori mortir
5. Dimasukkan Phenobarbitalum ke dalam mortir digerus ad homogen
6. Dimasukkan Acetaminophenum ke dalam mortir digerus ad homogen
7. Dimasukkan sisa Laktosa ke dalam mortir digerus ad homogen
8. Ditimbangan satu persatu campuran
9. Dimasukkan ke dalam kapsul
10. Dikemas dan di beri etiket dan label N.I

Jumat, 09 Mei 2014

Resep 8

I Monografi
1. CHLORAMPHENICOLUM (FI III hal 143)
Pemerian: Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah
Kelarutan: Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 etanol (95%) dan dalam 7 bagian propilenglikol, sukar larut dalam kloroform dan dalam eter

2. ACIDUM STEARICUM (FI III hal 157)
Pemerian: Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%), dalam 2 bagian kloroform dan dalam 3 bagian eter

3. CERA ALBA (FI III hal 140)
Pemerian: Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) dingin, larut dalam kloroform, dalam eter hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri

4. VASELINUM ALBUM (FI III hal 633)
Pemerian: Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk, hampir tidak berasa
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%), larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam eter minyak tanah, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah

5. TRIETHANOLAMINUM (FI III hal 612)
Pemerian: Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik
Kelarutan: Mudah larut dalam air dan dalam wadah etanol (95%), larut dalam kloroform

6. PROPYLENGLYCOLUM (FI III hal 534)
Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik
Kelarutan: Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak

7. AQUA DESTILLATA (FI III hal 96)
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

II Teori dan Usul
E.D Chloramphenicolum
gram = ml
Teori: sebagian fase minyak:  Cera Alba, Vaselin Alba, Acid Stearic (Imo hal 72)

III Kegunaan 
Chloramphenicolum: Antibiotikum
Acidum Stearicum: Zat tambahan
Cera Alba: Zat tambahan
Vaselinum Album: Zat tambahan
Triethanolaminum: Zat tambahan
Propylenglycolum: Zat tambahan, pelarut
Aquadest: Pelarut

I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanggal resep
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Pembuatan obat
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O:
G: Chloramphenicolum
W:
HV:

III Resep Standar
-

IV Daftar DM
-

V Perhitungan
Chloramphenicolum = 2/100 x 10 g = 0,2 g
Acidum Stearicum = 1,5 g
Cera Alba = 0,2 g
Vaselinum Album = 0,8 g
TEA = 0,15 g
Propylenglycolum = 0,8 g
Aquadest = 10 - (0,2 + 1,5 + 0,2 + 0,8 + 0,15 + 0,8)
                = 10 - 3,65
                = 6,35 ml

VI Penimbangan
Chloramphenicolum           0,2 g
Acidum Stearicum              1,5 g
Cera Alba                            0,2 g
Vaselinum Album               0,8 g
TEA                                   0,15 g
Propylenglycolum              0,8 g
Aquadest                          6,35 ml

VII Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang semua bahan
4. Dipanaskan mortir
5. Dileburkan Acidum Stearicum, Cera Alba, Vaselinum Album
6. Dimasukkan hasil leburan ke dalam mortir panas
7. Dicampur TEA dan Propylenglycolum dalam air hangat
8. Dimasukkan campuran ke dalam mortir digerus ad homogen
9. Dimasukkan Chloramphenicolum ke dalam mortir digerus ad homogen
10. Dimasukkan ke dalam wadah
11. Diberi etiket dan label N.I

Resep 7

I Monografi
1. MENTHOLUM (FI III hal 362)
Pemerian: Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin
Kelarutan: Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%), dalam kloroform, dan dalam eter, mudah larut dalam parafin cair dan dalam minyak atsiri

2. CAMPHORA (FI III hal 130)
Pemerian: Hablur putih atau massa hablur, tidak berwarna atau putih, bau khas, tajam, rasa pedas dan aromatik

3. TALCUM (FI III hal 591)
Pemerian: Serbuk hablur, sangat halus licin, kadang-kadang sedikit mengandung aluminium silikat
Kelarutan: Tidak larut dalam hampir semua pelarut

II Teori dan Usul
Camphora bebas dari bakteri Clostridium tetanii, Clostridium welsii
Talcum dianggap steril

III Kegunaan
Mentholum: Korigen Antiiritan
Camphora: Antiiritan
Talcum: Zat tambahan 

I Kelengkapan Resep
Nama dokter
Alamat dokter
SIK dokter
No. Resep
Tanggal resep
Tanda R/
Nama obat
Jumlah obat
Signatura
Pembuatan obat
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
Paraf dokter

II Daftar Golongan Obat
O:
G:
W:
HV:

III Resep Standar
-

IV Daftar DM
-

V Perhitungan
Menthol = 2/100 x 20 g = 0,4 g + (10% 0,4 g)
                                       = 0,44 g
Camphora = 2/100 x 20 g = 0,4 g + (10% 0,4 g)
                                          = 0,44 g
Talk = 20 g - (0,4 + 0,4)
        = 19,2 g + (10% 19,2 g)
        = 21,12 g

VI Penimbangan
Menthol            0,44 g
Camphora         0,44 g
Talk                   21,12 g

VII Prosedur
1. Disiapkan semua alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditimbang tiap masing-masing bahan
4. Dimasukkan Menthol dan Camphora ke dalam mortir digerus bersamaan ad homogen
5. Dimasukkan Talk ke dalam mortir digerus ad homogen
6. Diayak campuran menggunakan pengayak no 100 mesh
7. Ditimbang 20 gram dan dimasukkan ke dalam wadah serbuk tabur
8. Diberi etiket
                  
 
© Copyright 2035 Mengenal Dunia Farmasi
Theme by Yusuf Fikri